Otoritas Daerah Online

Membangun Daerah Membangun Bangsa

Kamis, 26 Februari 2009

ROHANA MANGGALA DAN HIV AIDS


Rohana Manggala ;
Kepala Pelaksana Harian KPA – Komisi Penanggulangan Aids Prov.DKI Jakarta
“.. SEJAK AIDS HINGGA KETIDAK-INGINAN MENJADI KEPALA DAERAH..”


Sku.OTDA/Laporan Utama: Kesibukan dan rutinitas pekerjaan bukanlah alasan untuk melalaikan silahturahmi, demikian dengan Rohana Manggala,kesibukannya selaku Kepala Pelaksana Harian KPA – Komisi Penanggulangan Aids Prov.DKI Jakarta yang cukup melelahkan masih saja menyempatkan diri untuk ‘obrol-obrol ringan dengan Sku.OTDA waktu lalu. Jebolan S2,Fisip UI kelahiran Malang, Jawa Timur ini menyatakan selalu ada waktu untuk Pers, karena Pers dan KPAP DKI Jakarta adalah mitra-kerja untuk berbagi informasi yang aktual tentang penanggulangan HIV/AIDS,
“ Bu, Apa payung hukum KPAP ?”, Kepres 75/2006, Permendagri 20/2007, Permenkokesra 2/2006, dan Perda 5/2008. “Berdirinya KPAP ?”, Tahun 1998 adalah berdasarkan kebutuhan bagi institusi penanganan HIV & AIDS. Demikian pengidola Alm.HM.Soeharto dan Barack Obama ini
“ Siapa saja pengurus KPAP DKI Jakarta ?”, Ketua : Gubernur, Wakil 1 : Ka.Dinas Kesehatan, Wakil 2 : Ka. Biro Kesos, dan Kalakhar : saya sendiri. “Kalakhar?”, Ya, Kepala Pelaksana Harian. Sejak tahun 1988 lalu.
Ditambahkan wanita asal Bogor, Jawa Barat ini bahwa hingga saat ini KPA telah tersebar di 33 provinsi, adapun biaya operasional didapat dari APBN/D. “Bagaimana dengan hibah?”, Kami lebih focus Bantuan hibah tersebut dalam bentuk Program kerjasama antar lembaga. “Jadi tidak dapat melalui rupiah?”, Ibu ini hanya tersenyum, semanis senyum artis Emilia Contessa.
Hingga saat ini menurutnya, jumlah penderita AIDS di Indonesia lebih dari 16.110 orang, di Jakarta 4.467 orang. Banyak diantara kita yang belum tahu, bahwa penderita HIV/AIDS yang berasal dari golongan tidak mampu dapat menggunakan kartu Gakin dan SKTM. “Bagaimana pola sosialisasi HIV/AIDS bagi remaja?”, Banyak telah dibentuk Pokja Remaja (Dinas Pendidikan) serta Duta Pelajar. “Bagaimana ditempat prostitusi?”, Selama ini kami bekerja sama dengan 40 LSM Peduli Aids, Insya allah berjalan baik. “Apa pernah terbayangkan sosialisasi ditempat kumuh?”, Tidak terhitung lagi mas, misalnya di daerah Rawabebek Jakarta Utara,dan sebagainya. Juga melalui para pengemudi/supir angkutan umum, kami membentuk Pokja Work place dan Pokja Pelabuhan.
“Jika demikian, KPA, maupun KPAD DKI telah maksimal tetapi kenapa
jumlah penderita tetap meningkat ya,bu?, sama halnya dengan jajan,jika salah
tempat pasti sakit perut. “Maksudnya?, Ibu ini kembali tersenyum.Yang utama mas,
jalankan perintah agama dengan baik , jauhi sumber penyebab, dan gunakan alat
‘pencegah. Sambil menunjukan sebuah alat ‘peraga. ‘Opsss….
“Bu,pada edisi lalu kami menurunkan laporan utama tentang penyakit
sosial; prostitusi, gelandangan pengemis (gepeng), anak jalanan (anjal), premanisme
dsb. Tanggapan Ibu?”, Penyakit Sosial merupakan permasalahan yang cukup
kompleks dan dibutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan
terkoordinasi, memerlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh. Selain
itu juga, perlu peningkatan peran manusia dalam pembangunan ,dilaksanakan secara
konkrit melalui program-program konkrit dengan anggaran yang konkrit pula. ‘Opsss..
“Solusi untuk meminimalkannya?”, beliau minta ijin menerima
selulernya. Tak lama, beliau menjawab bahwa untuk meminimalkan Penyakit Sosial era Otonomi Daerah, adalah dipenuhinya kebutuhan dasar,kesehatan dan pendidikan bagi keluarga miskin, kemampuan mengakses pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin.
“ Maaf bu, suami ibu, Bems Manggala adalah seorang caleg, bagaimana bentuk support ibu kepada beliau?”, Sebetulnya beliau enggan menjawab ini, namun setelah ‘sedikit dipaksa, beliau mengatakan bahwa sering berdoa/ibadah bersama dan berdiskusi masalah sosial kemasyarakatan yang ada, khususnya di DKI Jakarta. “Ibu Yakin bapak masuk DPRRI?”, Yang utama adalah melakukan yang terbaik bagi rakyat dengan pola pendekatan ‘touching, turun kelapangan.Apapun akhirnya, itulah rencana Tuhan yang terbaik kepada kami. “wihhh…
“Bagaimana pola komunikasi dengan anak-anak, sedangkan ibu dan bapak selalu sibuk?”, Ya, ‘enggalah, semua itu kalau dilakukan dengan ikhlas pasti lancar. Ini sudah kami lakukan sejak berkenalan dengan bapak thn.1966 lalu. Sehingga dimana ada waktu senggang kami selalu ‘share berbagai masalah.Jawab penggemar buku-buku tentang permasalahan Sosial Kemasyarakatan dan Kemiskinan ini santai.
Tentang peranan Pers, menurutnya Pers dan KPAP DKI Jakarta selalu
bersama dalam program penanggulangan HIV/AIDS , memberikan informasi yang aktual tentang penanggulangan HIV/AIDS di DKI Jakarta
“Maaf bu, kapan terakhir menonton Layar lebar?”, Ibu berjilbab ini
Tersenyum, mungkin tahun 1978 lalu. “Sama bapak,bu?”, beliau tersenyum. “Apa
hubungannya dengan HIV/AIDS,mas?”, beliau bertanya balik. Giliran saya yang
menggeleng.’hehehe…
“Maaf ya bu, apa yang paling ibu suka dari bapak?”, Maf, lagi, maaf
lagi. Kaya lebaran ‘aja. Yang jelas saya suka Wawasan dan Networking yang dimilikinya cukup luas, baik hati serta bertanggung jawab terhadap keluarga. Kami
pun berdua tersenyum..
“Pertanyaan yang terakhir bu, kenapa tidak tertarik menjadi kepala
daerah?, ‘Nggak ah, saya tidak tidak tertarik, tetapi akan membantu semaksimal
mungkin untuk memberdayakan masyarakat / penduduk DKI Jakarta baik dari segi keterampilan dan pemahaman .”Kalau menjadi kepala daerah tidak tertarik, bagaimana jika ditawari Mensos, Menteri Pemberdayaan Perempuan atau Menkes”, matanya menyipit dengan dahi berkerut, kemudian tersenyum lagi.
Apapun selamat berjuang bu, salam hangat untuk teman-teman di KPA/ KPAD DKI Jakarta. (Tim buser: @rief/Asep/Kiki/Dra)

Tidak ada komentar: