Otoritas Daerah Online
Membangun Daerah Membangun Bangsa
Senin, 30 Maret 2009
FOWA’A HIA,SH,MA BUKAN CALEG JAGO KANDANG
FOWA’A HIA,SH,MA BUKAN CALEG JAGO KANDANG
.
Sku.OTDA: Caleg-Calon Legislatif adalah hak politik seseorang, yang dilindungi oleh UU. Maka wajar saja jika era Pilpres 2009 ini banyak jumlahnya, yaitu lebih dari 11.000 caleg dari 38 parpol. Banyak cara yang dilakukan untuk menarik simpati dan perhatian masyarakat; bagi-bagi sembako, khitanan masal, pengobatan gratis, ‘nyawer, dan sebagainya. Caleg pun tidak saja berasal dari kalangan orang yang berpendidikan tinggi atau kemampuan materi yang baik, sebagian diantaranya banyak yang asal comot, asal memenuhi ‘kewajiban sebuah parpol. Kredibilitas dan kapabelitas bukan lagi ukuran, yang penting ada dan yang penting loyal.Ini yang mengkhawatirkan perjalanan bangsa dan Negara ini kedepan kalau mereka jadi anggota dewan.
Idealnya, Caleg harus mempunyai program dan konsep yang jitu bagi dapil (daerah pemilihannya), jangan dulu bicara tingkat nasional.Nyatanya, slogan kosong yang ada. Formalitas belaka. Maka wajar saja bagi caleg yang tidak ‘pede, akan kerap menyambangi tempat-tempat kramat atau menggunakan jasa dukun/paranormal dengan harapan ‘lolos jadi anggota legislative. Tanpa perlu susah payah membuat program dan kontak social dengan konstituennya.’Itu yang ada dipikiran mereka.
Jika saja saya menjadi caleg, maka terlebih dahulu saya akan buat studi-kasus dan peta-masalah yang ada di dapil saya. Mungkin saya akan lebih konsen terhadap pusat-pusat pelayanan masyarakat; rumah ibadah, puskesmas, posyandu, perpustakaan, koperasi, MCK, dsb. Tentunya dengan catatan, dan kesadaran yang tinggi, jika saya ‘gagal menjadi legislative namun saya telah berbuat ‘sesuatu’ yang bermanfaat bagi masyarakat.
Saya kenal beliau cukup dekat dan belajar banyak atas program-program dari bapak Fowa’a Hia,SH,MA – Caleg DPRRI/PKPI DAPIL PROV.RIAU-II, kalaupun beliau putra daerah Nias,Sumut namun beliau ‘nyaleg dari Prov.Riau, bukan dari Nias.’Jadi bukan caleg jago kandang..(T.Beni)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
ahai, cucian deh ni reporter, setelah kecopetan, makin miskin aja. Makanya jgn naik busway om, sampe utk beli kacamenon aja udh g sanggup.Ben, klo jadi liputan ke Balikpapan jgn lupa dibalikpapan paasti banyak 'tumbila rambut panjang.Wehhh!!? (@rief)
Posting Komentar