Otoritas Daerah Online

Membangun Daerah Membangun Bangsa

Selasa, 11 November 2008

CISOLOK 'RIWEUH, BEYBEHHH..








Sku.OTDA,Sukabumi.
Kamis (06/11/08), saat itu hujan turun demikian derasnya, namun keinginan kuat untuk kembali datang ke Obyek Wisata Pemandian Air Cisolok ,Sukabumi, Jawa Barat demikian kuat, seolah kami tertarik ‘magnit’ yang luar biasa. Hujan deras cukup membuat genangan air dan beceknya area parkir. Kami tertegun, obyek wisata ini memang tidak
terpelihara, alias cepat puas diri, apa-adanya. Namun kami tidak tahu mau menyalahkan siapa?
Padahal, Kawasan itu memiliki potensi besar, tetapi belum tergarap dengan maksimal.Terlihat memang tidak ada yang ‘perduli’ menata khususnya para kios-kios sepanjang pintu masuk, padahal tidak jauh disana ada juga +/- 30 kios semi-permanen, pertanyaannya, kenapa mereka dipisahkan sedangkan mereka adalah sama-sama warga sekitar, apakah sengaja ada pihak yang ‘memisahkan’ mereka?

Monyet ‘wau wau; Selamat datang Sku.OTDA?
Kalaupun masih hujan deras ‘magnit’ itu kembali menarik agar kami keliling area kolam berendam yg luasnya 5.000 meter persegi. Berpusat dari semburan air panas dibeberapa titik. Namun yang terlihat agak lebih ‘deras’ hanyalah 3 titik, menyembur keatas, meliuk-liuk dan mengeluarkan dengung. Dan akan semakin semarak saat disertai bersahutannya suara ‘wau-wau (Red: monyet hutan) di atas bukit (gunung geulis dan Beser) sana.”Ini jarang terjadi, sepertinya OTDA mendapat sambutan selamat datang dari alam”, demikian seorang Bapak yang tidak mau disebutkan namanya kepada Sku.OTDA saat ditanya suara khewan apa itu. Memang tidak rasionil, umumnya saat hujan turun yang bersuara adalah katak, bukan monyet.

Jembatan rubuh; ada kekuatan lain?
Selain ada jembatan gantung, ada juga sebuah jembatan ‘baru’ disana yang , ya ampun’, saat itu terbelah dua, konon rubuh diterjang air sungai yang melupa. Secara akal sehat, bagaimana air bisa merubuhkan jembatan kokoh itu, apakah kesalahan tekhnis semata atau memang ada ‘kekuatan’ lain yg merubuhkannya?, Jika itu kesalahan tekhnis, maka mari kita tanyakan kontraktornya. Jika ada kekuatan lain, maka mari kita bertanya kepada ‘pemilik’ alam, mengapa dirubuhkan?, “Saya tidak tahu mas, ini misteri alam.Yang jelas saya juga tidak tahu untuk apa guna jembatan itu?”, jawab Suhendi (71 thn) petugas Linmas yang telah lebih dari 20 tahun bertugas, dan saat itu tengah menyisir sungai membuangi sampah-sampah yang dibawa pengunjung.”, Malamnya kami bermimpi jika jembatan itu dirubuhkan oleh seekor gajah putih besar (4X panjang jembatan tsb), yang di’komandoi’ seorang perempuan tua berselendang jingga. Apa mungkin karena tidak punya IMB (Ijin Membangun dari gaiB?), Wallahualam, ALLAH MAHA TAHU dan MAHA PERKASA…!!

Tanah milik PT.Pertamina atau Pemda?
Dari area kolam, kami naik lagi kearea parkir, kami melihat penataan kios-kios itu cukup baik dipandang mata, namun sepi pengunjung, “Setelah dipindahkan kesini 20 tahun lalu, pemasukan kami jadi tidak tentu, Pernah hanya mendapat Rp.8.000/hari,sering juga tidak ada pemasukan”, jawab Ria ditemani istri tercinta. “Yang lebih perduli kami, banyaknya dari pihak luar, kami pernah didatangi mahasiswa untuk hal ini, merekalah yang membantu kami untuk kami tetap bertahan, namun kami was-was karena suatu waktu kami bisa saja diusir dari sini karena lokasi ini milik PT.Pertamina..?”, jawabnya kemudian sambil meneruskan melayani pembeli saat itu.

Lokasi parkir milik PT.Pertamina, lokasi kolam milik Pemda?
Jika lokasi parkir milik PT.Pertamina, lalu bagaimana bisa Pemda memberikan ijin pendirian kios-kios itu, bagaimana jaminan keselamatan bagi para pemilik kios & pengunjung jika suatu waktu ada ‘kekuatan alam’ yang menyemburkan uap panas/gas dari sebuah sumur ‘mati’ dilahan parkir tsb?, Kami yang saat itu ingin rehat disebuah warung dekat sumur ‘mati’ itupun bergeser duduk, paranoid jika tiba-tiba ‘BUMM…”, sumur itu memancarkan uap panas/gas.
‘…..Uh, Riweuh (Red: Ribet, serba-salah), beybehhhh……!!, (Tim buser;@rief/Kiki/Foto;ilustrasi/.ist)

Tidak ada komentar: