Otoritas Daerah Online

Membangun Daerah Membangun Bangsa

Jumat, 21 November 2008

INDONESIA MISKIN , SRIMULAT PESTA RAKYAT JALAN TERUS






INDONESIA MISKIN, PILPRES DAN PILKADA JALAN TERUS.

Sku.OTDA/Pilkada: Bangsa dan negara ini telah dipimpin oleh 6 kepala negara (BK,Soeharto, Habibi, Gusdur, Mega, dan SBY) , juga telah ratusan mungkin ribuan Kepala Daerah. Banyak hal yang telah diselesaikan kalaupun bertahap, namun juga ada yang tetap jalan ditempat. PERGULATAN bangsa Indonesia mengatasi wabah kemelaratan dan keterbelakangan tidak pernah selesai sejak terbentuknya negeri ini. “Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin..”, demikian sepenggal baik lagu Raja Dangdut waktu lalu seakan membenarkan. DUNIA INTERNASIONAL merasa ikut prihatin (ceritranya), maka berduyun-duyunlah mereka mengirimkan para mahasiswa pilihannya masuk tanah air ini yang saat itu sedang demam, untuk melakukan riset dan studi khususnya bidang pertanian pedesaan, yang dipelopori oleh negara Uncle Sam (AS) sekitar thn.1950-an.

‘Andeswai, andeswai, andeswei…mereka sibuknya luar biasa saat itu, bermacam produk riset pun bertebaran, salah satunya adalah hasil riset ttg pertanian pedesaan yang berupa buku karya Clifford Geertz dalam judul, Involusi Pertanian di pulau Jawa’. Dia memaparkan bahwa kemiskinan kolektif beranak pinak berbarengan dengan merosotnya produktivitas dan fragmentasi lahan pertanian.’Hebat memang Om Greetz ini, dia bisa lebih Indonesia daripada orang Indonesia yang asli. Seolah dia paham betul tentang Pertanian kita. No comment !


Andeswai, andeswai…..kemudian buku inipun banyak mendapat kritik dari kita, yang konon lebih tahu tentang pertanian bangsa ‘sorangan. Kritik dan protes jalan terus, tapi buku ini (Konon) tetap juga jadi salah satu acuan studi Indonesia hingga tahun 1980. Bahkan entah apa ada relevansinya atau tidak, kemudian Bank Dunia (World Bank) serta merta (konon) menjadi donatur untuk membiayai program transmigrasi selama 32 tahun kemudian. Dan kita pun tak malu lagi untuk menyontek isi buku ini dalam program mengatasi kemelaratan nasional; Yang model berdikari, sosialisme, kapitalisme primitif, hingga yang berorientasi pasar terbuka, koperasi, gotong royong, dan lain sebagainya. Jadi Greetz ini dianggap lebih Indonesia daripada pakar pertanian kita.

Andeswai, andeswai…bukannya good-result yang didapat, yang jelas program semacam proyek transmigrasi, inpres padat karya, inpres desa tertinggal, koperasi unit desa, jaring pengaman sosial, beras bagi warga miskin, jatah hidup, dan seterusnya makin tidak jelas untuk apa?, ini menular seperti virus ; sejak dari institusi/instansi hingga pelosok desa terpencil sekalipun. Koperasi tahu tempe, colaps. Cengkeh, selesai. Distribusi sembako, macet. Harga pupuk, kaco. Penduduk miskin meningkat. Pengangguran, apalagi. ‘Saling hisap, saling gigit dan saling cakar. Antar pemerintah, pengusaha dan rakyat. Selamat datang dunia vampire. Apa kata dunia !!

PESTA RAKYAT; Pilpres 2009 menjelang, puluhan Pilkada masih berlanjut , lalu apa yang akan dilakukan untuk menjawab ini semua, jika satu-sama lainnya tak ubah vampire/Dracula yang kerap menghisap darah rakyat untuk janji dan kepentingan sesaat. Yang kaya semakin kaya, yang miskin makin melarat. Lalu apa yang kita harapkan dari Pilpres dan Pilkada mendatang? ,KARENA PESTA RAKYAT TERUS AKAN DATANG,.... INDONESIA MISKIN BUKAN TENTANG DATA BUNG,KITA MISKIN SUDDAH LAMA JADI TIDAK PERLU BINGUNG, KALIAN MISKIN ITU SUDAH TAKDIR KATANYA,LEBIH DARI 35 JUTA BUNG YANG MISKIN, TENANG AJA AKAN BERTAMBAH TERUS KOK.

BUNG, Panggung kemiskinan itu adalah tontonan kita semua, SEPERTI PANGGUNG SRIMULAT, yang enak untuk ditertawakan, dicemooh, tanpa harus kita pikirkan, mau jadi apa mereka saat panggung-panggung itu sudah tak berpenonton. KITA MEMANG MISKIN BUNG..!!Maka tertawalah,.. HAHAHAHAHAHA,,,,,,,,(@rief/kiki/agus/foto.ist)

Tidak ada komentar: